Pentingnya Pemilihan Nutrisi Yang Tepat Untuk Anak, Agar Tumbuh Kembang Ideal

By Bowo Susilo - 08:46


Setiap orang tua pasti menginginkan tumbuh kembang anak yang ideal. Oleh sebab itu, diperlukan pemilihan nutrisi yang tepat untuk anak. Menjadi orang tua harus aware dan paham betul mana kebutuhan nutrisi yang tepat untuk anak. Jangan sampai sudah menjadi orang tua, tetapi tidak paham nih apa aja kebutuhan nutrisi yang tepat untuk anak. Karena ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan si anak.

Jumat, 16 Juli 2021 saya berkesempatan mengikuti webinar nasional yang diadakan YAICI dan PP Muslimat NU. Nah webinar nasional kali ini mengangkat tema “Pemilihan Nutrisi Yang Tepat Untuk Anak, Cara Tingkatkan Imun di Tengah Lonjakan Covid-19”.

Pemerintah memiliki target penurunan stunting hingga 14% pada tahun 2024. Target ini dilakukan karena memang Indonesia masih jauh dari kata bebas dari yang namanya stunting. Tentu sudah tidak asing lagi kan dengan kata stunting? Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama pada anak. Hal ini menyebabkan pertumbuhan anak menjadi tidak ideal yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

Persoalan stunting tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI, tetapi menjadi tanggung jawab bersama yakni seluruh masyarakat agar lebih aware dengan stunting. Terlebih sekarang ini ada pandemi yang tak kunjung selesai. Pandemi Covid-19 menyerang semua kalangan, tidak pandang bulu, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, pemenuhan asupan gizi anak sangatlah penting untuk diperhatikan.

Membangun kekebalan tubuh yang kuat agar terlindung dari infeksi virus Covid-19 salah satunya adalah dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Nah agar anak terhindar dari stunting dan juga Covid-19 adalah memastikan anak mengkonsumsi makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.

Arif Hidayat SE.,MM selaku ketua harian YAICI memaparkan soal anak-anak di Indonesia masih banyak yang mengalami gizi buruk, makanya stunting sampai sekarang masih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di 5 provinsi yang bekerjasama dengan PP Muslimat dan PP Aisyiyah, ditemukan 28,96% dari total responden mengatakan kental manis adalah susu pertumbuhan. Sebanyak 16,97% Ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari.

Temuan menarik lainnya adalah kategori usia yang paling banyak mengkonsumsi kental manis adalah usia 3-4 tahun sebanyak 26,1%, menyusul anak usia 2-3 tahun sebanyak 23,9%. Sementara konsumsi kental manis oleh anak usia 1-2 tahun sebanyak 9,5%, usia 4-5 tahun sebanyak 15,8% dan 6,9% anak usia 5 tahun mengkonsumsi kental manis sebagai minuman sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tentu sangat disayangkan bahwa masih banyak anak-anak yang mengkonsumsi kental manis. Padahal ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak. Kental manis bukan untuk dikonsumsi anak-anak, melainkan untuk topping makanan. Karena kental manis memiliki kadar gula yang sangat banyak dan itu tidak diperlukan untuk anak-anak.    

Dr. Erna Yulia Soefihara selaku Ketua Bidang VII PP Muslimat NU memaparkan soal pola makan anak dan peran muslimat NU dalam meningkatkan literasi gizi masyarakat. Berdasarkan hasil temuan penggunaan kental manis oleh masyarakat pada locus penelitian, 1 dari 7 balita minum SKM/KKM setiap hari. Banyak Ibu-ibu yang menganggap bahwa susu kental manis adalah susu. PP Muslimat NU terus melakukan jalinan kerjasama dengan pemerintah dan NGO seperti YAICI untuk meningkatkan pemahaman gizi masyarakat.

Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita SpA(K) membawakan materi soal nutrisi untuk anak. Seorang anak membutuhkan tidur 11-13 jam per hari. Nah jika tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kesehatan anak. Anak-anak tidak membutuhkan suplemen vitamin, karena semuanya berasal dari makanan. Nah dokter Meta juga memberikan saran, apabila anak sudah terlanjur minum atau suka kental manis. Maka langkah yang paling tepat adalah menghentikannya.

Zaskia Adya Mecca juga berbagi pengalamannya saat merawat anak-anak dan juga suaminya yang terpapar Covid-19. Saat merawat anak-anaknya yang terpapar Covid-19, Zaskia memberikan tips kepada peserta webinar nasional jangan sampai memperlihatkan kepanikan didepan sang anak, karena ini akan mempengaruhi mentalnya. Perlihatkan sikap yang positif dan bawa happy agar anak juga ikutan positif dan terus semangat untuk segera sembuh.

Menjadi Ibu juga harus cermat dan siapkan mental serta pengetahuan yang cukup agar bisa memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Saat ditanya apakah anak-anaknya diberikan kental manis? Zaskia menjelaskan, saat ini umur saya 33 tahun. Karena dulu saya minum kental minum diumur 25 tahun ternyata ada efeknya di berat badan dan juga gula darah saya tinggi. Makanya, saya nggak mau kasih kental manis pada anak-anak, jelasnya.

Semoga target pemerintah untuk menurunkan stunting hingga 14% di tahun 2024 bisa tercapai, Aamiin.

Generasi sehat, Indonesia kuat!




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar