Bowo Susilo

Beberapa waktu lalu aku sempat datang ke event BIGFAN Miyako di Taman Ismail Marzuki. Awalnya sih cuma niat lihat-lihat pameran produk elektronik, tapi ternyata suasananya seru banget! Bayangin aja, ada stand kipas angin raksasa yang langsung menarik perhatian pengunjung. Ademnya kerasa bahkan dari jauh hehe. Dan bukan cuma karena anginnya, tapi juga karena vibes-nya yang fun banget.

Di situ aku baru tahu kalau event ini bukan sekadar pameran produk, tapi juga bentuk apresiasi Miyako untuk masyarakat Indonesia yang udah lama percaya sama produk lokal berkualitas. Dan yang paling menarik buatku, ternyata ini tuh Kipas Angin Nikita Willy yang sedang viral itu! Kebayang dong, kalau artis sekelas Nikita Willy aja nyaman sama produknya, berarti ada sesuatu yang memang istimewa di balik kipas ini.

Kipas Angin Itu Penting, Baik Musim Panas atau Musim Hujan

Hayo pasti banyak yang mikir kalau kipas angin cuma berguna saat cuaca panas saja. Padahal, di musim hujan justru perannya makin terasa. Rumah sering lembab, udara terasa pengap, dan sirkulasi udara jadi nggak lancar. Nah, di situ lah fungsi Kipas Angin jadi penyelamat.

Kipas Angin bisa bantu menjaga sirkulasi udara tetap segar dan nyaman, terutama di ruangan tertutup. Udara yang bergerak bikin ruangan nggak pengap, sekaligus membantu mencegah jamur tumbuh di dinding atau furnitur karena kelembapan berlebih.

Aku sendiri termasuk orang yang suka kerja di rumah. Dan kadang, ide itu muncul justru saat udara sejuk dan kepala adem. Jadi, keberadaan kipas angin itu bukan cuma soal kenyamanan fisik, tapi juga mood booster. Nggak percaya? Coba deh nulis, kerja, atau rebahan di ruangan tanpa kipas, pasti cepat sumpek dan bawaannya mager haha.

Pokoknya kpas angin tuh penyelamat banget pas cuaca panas atau hujan. Selain bikin udara lebih sejuk dan segar, kipas juga hemat listrik dibanding AC. Apalagi sekarang modelnya makin beragam, ada yang estetik, bisa diatur kecepatannya, sampai pakai timer. Simple, fungsional, tapi tetap gaya!

Kenalan Sama Kipas Angin Miyako: Si Adem yang Bikin Nyaman

Pas di event BIGFAN Miyako, aku sempat lihat langsung Kipas Angin Miyako KAS-1697 DRW. Dari tampilannya aja udah modern banget, beda dari kipas angin konvensional yang biasanya bulky dan berisik gitu.

Desainnya elegan dengan crystal blade yang bening, bikin tampilannya mewah tapi tetap kokoh. Bagian jaringnya juga udah pakai musang anti karat, jadi nggak perlu khawatir soal karat yang bikin kipas cepat rusak.

Satu hal yang bikin aku kagum adalah Kipas Angin Miyako ini udah pakai Eco Power dengan DC Motor, yang artinya hemat listrik banget yaitu cuma 45 Watt aja! Tapi hembusan anginnya kuat sampai 13,25 meter. Jadi walau hemat energi, performanya tetap maksimal.

Dan buat yang suka dengan ketenangan (kayak aku kalau lagi ngedit video atau nulis script), fitur Silence Sound dari kipas ini tuh life saver banget. Suaranya super senyap, cuma sekitar 61,7 dB yang bikin fokus tetap terjaga tanpa gangguan suara mesin.

Selain itu, kipas ini juga dilengkapi remote control, jadi nggak perlu repot bangun kalau mau ganti kecepatan atau set timer-nya (yang bisa sampai 9 jam!). Buat aku yang sering ketiduran sambil nyalain kipas, fitur timer ini berguna banget sih.

Dan yang bikin makin tenang, Kipas Angin Miyako udah dilengkapi Thermofuse, jadi motor kipasnya aman dari risiko overheat. Plus, ada garansi tanpa syarat 3 tahun untuk motor kipas dan jaringnya. Jujur, jarang banget ada brand yang berani kasih garansi selama itu lho.

Oh iya, produk ini juga udah lulus uji SNI dan punya Sertifikat Hemat Energi (SHE). Jadi selain adem di badan, adem juga di hati karena tahu produk yang kita pakai aman, efisien, dan berkualitas.

Fun Fact: Nikita Willy Juga Punya Kipas Angin Miyako di Rumahnya!

Yang bikin aku makin yakin sama produk ini, ternyata Nikita Willy, artis dan mom muda inspiratif itu juga pakai Kipas Angin Miyako di rumahnya. Nggak heran sih, soalnya Nikita dikenal sebagai sosok yang selektif dalam memilih produk rumah tangga. Kalau dia aja udah percaya, berarti kualitas dan kenyamanannya memang nggak main-main dong ya.

Bahkan pas di event BIGFAN Miyako, ada satu momen seru waktu pengunjung rame foto di depan stand Kipas Kesayangan Nikita Willy. Semua orang pada excited dan pengin coba ngerasain “angin sejuknya Nikita”, haha. Tapi serius, acara itu berhasil nunjukin kalau Miyako bukan cuma soal produk, tapi juga tentang lifestyle, hidup lebih nyaman, lebih efisien, dan tetap stylish.

Kenapa Kipas Angin Miyako Bisa Jadi Rekomendasi 

Kalau ngomongin soal kenyamanan tentu itu yang utama ya. Dan kenyamanan itu berawal dari hal sederhana seperti udara yang segar dan ruangan yang adem.

Dan dari semua yang aku lihat di event BIGFAN Miyako, aku bisa bilang Kipas Angin Miyako bukan cuma sekadar alat elektronik, tapi bagian dari gaya hidup modern yang peduli sama kualitas hidup.

Produk lokal, desain modern, hemat energi, dan yang paling penting adalah produknya awet. Nggak cuma adem di ruangan, tapi juga adem di hati karena tahu kita dukung produk buatan Indonesia yang berstandar tinggi.

Jadi, kalau kamu lagi cari Kipas Angin yang bukan cuma kuat tapi juga hemat, aman, dan estetik, Miyako KAS-1697 DRW ini bisa banget jadi pilihan. Apalagi kalau udah tahu Nikita Willy juga pakai, rasanya nggak perlu mikir dua kali buat bawa pulang.

Karena kadang, rasa nyaman di rumah itu nggak cuma dari desain interior atau wangi ruangan saja, tapi juga dari hembusan angin yang pas, tenang, dan bikin betah. Dan buatku, #KipasAngin Miyako berhasil menghadirkan semua itu dalam satu produk.

Oiya jangan lupa ikutan Photo Challange yang diadakan oleh Miyako. Lumayan banget siapa tau kalian jadi salah satu orang yang beruntung dapat hadiah. Untuk informasi lengkapnya bisa cek di bio Instagram nya @miyakoofficial.id

Kalau ngomongin soal hutan, kebanyakan dari kita mikirnya cuma deretan pohon hijau yang adem dipandang mata. Tapi buat masyarakat adat, hutan itu jauh lebih dari sekadar pohon. Itu rumah mereka, dapur, sekolah, bahkan identitas yang udah diwariskan turun-temurun dari leluhur.

Aku baru benar-benar merasakan makna itu ketika kemarin ikut Zoom global meeting COP30. Buatku, itu pengalaman yang membuka mata, sekaligus bikin hati campur aduk. Ada rasa kagum, ada rasa sedih, tapi juga ada rasa tanggung jawab.

Suara dari Indonesia di Forum Dunia

Di forum itu, ada Kak Rukka Sombolinggi dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang jadi perwakilan Indonesia. Jujur, aku salut banget sama beliau. Cara beliau menjelaskan perjuangan masyarakat adat tuh sederhana, tapi ngena banget.

Kak Rukka cerita bagaimana masyarakat adat udah menjaga bumi sejak dulu. Dari ilmu turun-temurun, mereka tau kapan waktunya nanam, kapan harus berhenti mengambil hasil hutan, sampai cara merawat tanah agar tetap subur buat generasi berikutnya. Mereka menjaga bukan karena perintah, tapi karena rasa. Karena hutan udah jadi bagian dari jiwa mereka.

Ada satu kalimat yang benar-benar nempel di kepalaku:

“The Answer is Us.”

Jawabannya ada di kita semua. Bukan hanya tugas masyarakat adat, tapi tugas kita bersama.

Tantangan yang Nggak Kecil

Dari cerita Kak Rukka, aku juga jadi sadar bahwa perjuangan masyarakat adat itu nggak mudah. Banyak tantangan yang mereka hadapi, bahkan jauh sebelum isu krisis iklim jadi sorotan dunia.

Transisi energi yang katanya demi masa depan bersih, misalnya, ternyata seringkali bikin tanah adat tergusur. Dukungan global juga kadang cuma berhenti di atas kertas, tapi nggak sampai ke kampung-kampung.

Tapi di balik semua tantangan itu, masyarakat adat tetap bertahan. Mereka tetap membuka sekolah adat, mendampingi kasus-kasus perampasan hak, dan berusaha memulihkan wilayah yang rusak. Itu kerja panjang yang seharusnya kita apresiasi dan dukung sepenuh hati.

Perspektif dari Negara Lain

Yang bikin makin menarik, forum ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai negara. Ada Laila Zaid, aktivis lingkungan dari Brasil, dan Lucia, seorang storyteller dari Spanyol.

Laila menekankan pentingnya komunikasi dan edukasi publik. Katanya, isu iklim itu nggak bisa berhenti di ruang rapat, harus sampai ke masyarakat lewat konten dan narasi yang relevan. Lucia juga bilang, storytelling itu kunci. Lewat cerita, pesan bisa lebih nyampe dan bikin orang ikut peduli.

Aku jadi mikir, sebenarnya peran kita sebagai content creator juga penting banget. Bukan cuma bikin konten buat hiburan, tapi juga bisa jadi medium buat menyuarakan hal-hal besar kayak gini.

COP30: Lebih dari Sekadar Pertemuan

Buat sebagian orang, COP30 mungkin cuma terdengar kayak forum internasional yang ribet, penuh istilah teknis, dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Tapi dari yang aku alami, nyatanya nggak sesederhana itu.

COP30 adalah ruang di mana hampir 100 negara duduk bareng, nyari solusi buat krisis iklim global. Dan yang bikin aku terharu, masyarakat adat juga hadir dengan tuntutan yang jelas diantaranya:

1. Perlindungan hak kolektif.

2. Hentikan kriminalisasi.

3. Pemulihan wilayah.

4. Akses pendanaan langsung ke kampung.

Tuntutan ini bukan hanya soal Indonesia, tapi juga dialami masyarakat adat di seluruh dunia. Artinya, perjuangan ini lintas negara, lintas budaya, tapi punya tujuan yang sama: menjaga bumi tetap hidup.

Kenapa Kita Harus Peduli?

Jujur, pas denger semua cerita itu, aku jadi refleksi. Selama ini, kita sering mikir menjaga lingkungan itu tugas pemerintah, tugas aktivis, atau tugas masyarakat adat aja. Padahal, kalau mereka aja bisa berdiri di garis depan dengan segala keterbatasan, kenapa kita yang lebih “nyaman” malah cuek?

Menurutku, langkah kecil itu nggak pernah sia-sia. Bisa dimulai dari hal sesederhana ngurangin plastik sekali pakai, lebih bijak konsumsi, atau sekadar menyuarakan dukungan lewat media sosial. Karena semakin banyak orang yang peduli, semakin besar juga tekanan buat para pengambil kebijakan supaya nggak menutup mata.

Buatku pribadi, ikut forum ini bikin aku makin yakin kalau isu iklim itu bukan sekadar isu “orang lain”. Ini isu kita semua. Dan kalau kita diam, ya berarti kita ikut bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.

Beruntung bisa ikut mendengar langsung suara masyarakat adat dari berbagai negara. Dari Kak Rukka di Indonesia, Laila di Brasil, sampai Lucia di Spanyol, semua punya pesan yang sama yaitu bumi ini cuma satu, dan kita harus jaga bareng-bareng.

Masyarakat adat udah kasih contoh nyata bagaimana menjaga alam dengan kearifan lokal yang bertahan ratusan tahun. Sekarang tinggal kita, apakah mau ikut berdiri bersama mereka, atau tetap jadi penonton pasif?

Buatku jawabannya jelas. Menjaga bumi bukan sekadar pilihan, tapi kebutuhan. Karena bumi ini bukan cuma milik kita hari ini, tapi juga warisan buat generasi berikutnya. Dan ingat… jaga bumi artinya juga jaga masa depan kita.

Salam,

Ada satu momen yang paling aku suka dari rutinitas bareng teman-teman yaitu random hangout. Yang awalnya cuma niat ngopi santai, eh ujung-ujungnya malah jadi sesi kerja bareng, diskusi ide, sampai ngebahas hidup yang nggak ada ujungnya. Dan hari itu, semua berawal dari satu kalimat sederhana:

“Eh, cobain ngopi di The Flag Coffee yuk. Katanya tempatnya enak banget buat nongkrong sekalian kerja.”

Awalnya aku nggak berekspektasi tinggi. Pikirku, ya paling kayak coffee shop biasa ada kopi, colokan, dan Wi-Fi yang kadang lemot di jam rame. Tapi begitu sampai, suasananya langsung beda.

First Impression: Nyaman Banget Buat Nongkrong & Kerja

Begitu masuk ke The Flag Coffee, aku langsung ngerasa ambience-nya hangat dan homey. Pencahayaan lembut, desain interior yang minimalis tapi tetap estetik, dan aroma kopi yang langsung nyapa begitu pintu dibuka.

Tempatnya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah cocok banget buat nongkrong santai sambil ngobrol, sedangkan lantai dua didesain sebagai co-working space dan meeting room. Lengkap banget ada meja besar, kursi, stopkontak di setiap sisi, dan bahkan mushola.

Sebagai orang yang sering kerja remote dan bikin konten di luar rumah, aku langsung ngerasa “ini tempat yang bakal sering aku datengin.” Kadang kan kita cuma butuh suasana baru biar ide ngalir lancar dan The Flag Coffee ini punya semuanya yakni tenang, bersih, dan produktif vibes-nya dapet banget.

Ngopi dengan Cerita: Dari Biji ke Rasa

Satu hal yang aku apresiasi dari coffee shop ini adalah komitmen mereka sama kualitas kopi. Di sini, mereka nggak cuma jual minuman, tapi juga pengalaman menikmati kopi dari berbagai daerah di Indonesia.

Ada biji kopi pilihan dari berbagai daerah di Indonesia. Buat pecinta kopi sejati, ini surga kecil sih. Kamu bisa pilih beans sesuai selera, bahkan beli untuk diseduh sendiri di rumah. Dan stafnya pun ramah banget mereka siap jelasin karakter tiap biji kopi dengan detail, dari tingkat keasaman sampai aroma aftertaste-nya. Jadi kalau mau tanya-tanya ke stafnya boleh banget sebelum menentukan pilihan mau kopi yang mana.

Kalau kamu penggemar kopi tapi juga pencinta dessert, affogato wajib banget dicoba. Es krim vanilla-nya meleleh pelan saat kena panas espresso, menciptakan sensasi lembut dan bold dalam satu suapan.

Nah kalau kamu bukan penikmat kopi, tenang aja. The Flag Coffee juga punya banyak pilihan non-coffee drinks dan makanan ringan. Dari sekian menu yang aku coba, ada menu yang menurutku stand out banget. Ubi Brulee, ini wajib banget kamu cobain. Teksturnya lembut, topping-nya caramelized tipis yang renyah, dan manisnya pas banget di lidah. Rasanya tuh kayak comfort food yang bikin hati adem setelah kerja lama.

Oiya Dimsum dan French Fries mereka juga juara. Dimsumnya fresh, nggak terlalu oily, dan porsinya cukup buat sharing. Sementara french fries-nya gurih, disajikan hangat dengan saus khas The Flag yang bikin nagih.

Co-working Space dan Meeting Room yang Produktif Banget

Nah, ini bagian yang paling aku suka. Di lantai dua, The Flag Coffee punya area co-working space yang nyaman banget. Meeting room nya juga punya fasilitas lengkap jadi cocok buat brainstorming, pitching project, atau bahkan rapat kecil bareng tim. Dan yang nggak ketinggalan, disini juga sudah disediakan mushola, jadi nggak perlu bingung lagi untuk ibadah. 

The Flag Coffee Bukan Sekadar Tempat Ngopi

Menurutku, The Flag Coffee ini bukan cuma coffee shop biasa. Ini tempat di mana nongkrong bisa berubah jadi ide besar, di mana kerja bisa tetap santai, dan di mana setiap teguk kopi punya cerita.

Harga menunya juga ramah di kantong, poin plus yang bikin pengunjung makin yakin buat balik lagi. Buat mahasiswa, freelancer, atau siapa pun yang suka ngopi sambil produktif, tempat ini bisa jadi “basecamp” favorit baru sih.

Apalagi dengan pilihan beans yang beragam, The Flag Coffee seakan jadi jembatan kecil untuk mengenal kekayaan kopi nusantara. Karena sejatinya, setiap biji kopi punya perjalanan panjang mulai dari petani, proses sangrai, hingga akhirnya tersaji di meja kita. Dan The Flag berhasil merangkum semua itu dalam satu ruang yang hangat dan penuh cerita.

Catat Alamatnya, Siapa Tahu Jadi Tempat Favorit Kamu Juga! Jalan Raya Panggung No.27 RT.006 RW.003 Jatibening, Bekasi, 17412.

Entah buat nongkrong santai, kerja bareng tim, atau sekadar me time dengan secangkir kopi favorit, The Flag Coffee selalu punya ruang buat kamu.

Karena kadang, produktif itu nggak melulu soal kerja keras. Tapi juga tentang menemukan tempat yang bikin kamu betah, tenang, dan bisa tetap jadi diri sendiri. Dan The Flag Coffee adalah salah satu tempat itu.

Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat, mungkin kamu bakal takjub sama satu kampung kecil yang vibes-nya beda banget namanya Jorong Tabek, di Nagari Talang Babungo. Dari luar sih kelihatannya kayak kampung biasa. Tapi begitu kamu masuk lebih dalam, kamu bakal sadar kalau tempat ini hidup dengan semangat gotong royong, inovasi, dan mimpi besar buat maju bareng.

Dan siapa sangka, kampung ini sekarang dikenal luas sebagai salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) sebuah program keren dari PT Astra International Tbk yang udah lama berkomitmen buat bantu masyarakat di berbagai daerah lewat empat pilar: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan.

Dari Kampung yang Tenang ke Kampung yang Menginspirasi

Semuanya berawal dari semangat sederhana: pengin kampungnya berkembang, tapi tetap menjaga akar dan keasrian alamnya. Waktu itu, warga Tabek sadar bahwa untuk maju, mereka gak bisa jalan sendiri. Kolaborasi adalah kunci.

Nah, di sinilah Astra masuk, bukan buat "mengambil alih", tapi buat memberdayakan. Mereka bantu bikin perencanaan kampung, bantu fasilitasi pelatihan, dan yang paling penting, menumbuhkan rasa percaya diri warga bahwa perubahan bisa dimulai dari tangan mereka sendiri.

Kata Kasri, Ketua Kampung Berseri Astra Tabek, “Kami bukan cuma dibina, tapi diajak bareng-bareng buat mikir dan bergerak. Astra tuh gak datang bawa janji, tapi bawa kesempatan.”

11 Zona, Satu Tujuan

Yang bikin KBA Tabek keren banget, mereka punya 11 zona pengembangan. Tiap zona punya fokus dan tanggung jawab masing-masing mulai dari zona kebersihan, kesehatan, ekonomi kreatif, hingga zona wisata.

Misalnya, ada zona yang fokus di pengelolaan sampah, di mana warga dilatih bikin kompos dari limbah rumah tangga. Lalu ada zona kewirausahaan, yang bantu ibu-ibu kampung bikin produk lokal kayak keripik singkong dan kopi bubuk khas Tabek yang sekarang mulai dikenal sampai luar Solok.

Konsep ini bukan cuma bikin kampungnya tertata, tapi juga memupuk rasa tanggung jawab sosial. Semua warga punya peran. Gak ada istilah “bukan urusan gue” di sini semuanya merasa punya andil.

Sumber : ANTARA

Kampung yang Hidup dari Alam dan Kearifan Lokal

Kamu tau gak, Tabek itu punya alam yang masih asri banget. Hamparan sawahnya hijau, udaranya segar, dan sumber airnya jernih. Nah, Astra dan warga sepakat buat menjadikan potensi itu bukan sekadar pemandangan, tapi juga identitas ekonomi dan pariwisata.

Mereka mulai membangun konsep Kampung Wisata Agro, yang menggabungkan pertanian, wisata, dan edukasi. Jadi, orang-orang yang datang bisa belajar tentang budidaya padi, kopi, atau sayur, sambil menikmati suasana alam yang tenang.

Keren, kan? Kampungnya tetap hijau, tapi juga produktif.

Dari Tabek untuk Indonesia

Kerja keras warga Tabek gak sia-sia. Tahun 2018, Kampung Berseri Astra Tabek berhasil masuk 10 besar Kampung Berseri Astra terbaik se-Indonesia. Sebuah pencapaian yang gak datang tiba-tiba, tapi lewat proses panjang yaitu kerja bareng, jatuh bangun, dan saling dukung antarwarga.

Bayangin aja, dari 77 kampung se-Indonesia, Tabek bisa tembus ke posisi sepuluh besar! Mereka bahkan sempat diundang ke ajang KBA Inovasi di Bali untuk pamerin berbagai program dan inovasi kampungnya.

Tapi yang lebih penting dari penghargaan itu adalah perubahan mindset. Sekarang, anak muda di Tabek punya kebanggaan baru: mereka gak perlu merantau jauh untuk bisa berkontribusi. Kampung sendiri bisa jadi ladang inspirasi dan rezeki.

Astra dan Mimpi yang Terus Tumbuh

Kalau dipikir-pikir, apa yang dilakukan Astra di Tabek ini bukan cuma soal CSR (Corporate Social Responsibility). Ini lebih kayak collab project antara perusahaan dan masyarakat lokal buat nyiptain masa depan yang lebih baik.

Lewat Apresiasi SATU Indonesia Awards, Astra juga terus mencari sosok-sosok muda inspiratif yang punya semangat serupa, mereka yang kerja nyata di akar rumput, ngebangun lingkungannya dengan hati, dan bikin dampak positif di sekitarnya.

Dan kalau kamu liat semangat warga Tabek, jelas banget bahwa semangat itu sama. SATU Indonesia Awards bukan cuma panggung penghargaan, tapi wadah buat nunjukin bahwa perubahan gak harus datang dari kota besar.

Kadang, justru dari kampung kecil di lereng Solok, lahir inspirasi besar untuk Indonesia.

Pesan dari Kampung Tabek

Dari cerita Tabek, kita belajar satu hal penting yakni kemajuan gak harus meninggalkan akar. Warga di sana tetap memelihara alam, menjaga tradisi, tapi juga terbuka sama hal-hal baru. Mereka berani berubah, tapi gak kehilangan jati diri.

Bayangin kalau setiap kampung di Indonesia punya semangat yang sama yakni gotong royong, berinovasi, dan peduli lingkungan. Bisa jadi Indonesia gak cuma maju di angka, tapi juga berdaya di hati.

Astra udah buktiin bahwa mimpi itu mungkin. Tapi yang paling hebat justru warga-warga seperti di Jorong Tabek, yang setiap harinya terus nyiram mimpi itu biar tumbuh subur.

Harapan dari Lereng Solok

Hari ini, kalau kamu datang ke Nagari Talang Babungo, kamu gak cuma bakal liat kampung yang bersih dan indah. Kamu bakal ngerasain energi positif dari orang-orang yang percaya bahwa masa depan bisa dibangun dari hal-hal sederhana yakni kerja keras, kolaborasi, dan cinta terhadap kampung sendiri.

Kampung Berseri Astra di Tabek bukan cuma cerita sukses tapi cermin bahwa Indonesia punya banyak potensi luar biasa, asal kita mau bergerak bareng.

Dan dari sanalah, semangat SATU Indonesia terus menyala: satu bangsa, satu tujuan, satu semangat buat Indonesia yang lebih baik.

Kadang kita tuh gampang banget tergoda sama makanan. Lihat gorengan di pinggir jalan? Gas. Ada minuman manis kekinian? Langsung checkout. Apalagi kalau lagi nongkrong bareng temen-temen rasanya semua makanan jadi halal di lidah.

Tapi pernah nggak sih kamu kepikiran, “Sebenernya tubuh kita tuh sehat nggak, ya?” Aku sendiri jujur sering lupa kalau tubuh juga butuh dirawat, bukan cuma diisi asal kenyang.

Aku pernah baca satu kutipan yang kena banget: “Kamu adalah apa yang kamu makan.” Dan di titik itu aku sadar, mungkin udah waktunya dengerin tubuh sendiri. Bukan cuma soal enak di lidah, tapi juga soal apa yang bener-bener dibutuhin badan.

Kenapa Aku Coba Konsultasi Gizi?

Awalnya aku nggak kepikiran buat ketemu dokter gizi. Kayak… “Ah, ngapain sih ribet-ribet? Toh masih muda, masih sehat.” Tapi setelah beberapa kali ngerasa gampang capek, perut gampang buncit padahal badan kelihatan kurus, aku mulai mikir ulang.

Akhirnya, aku memutuskan buat coba konsultasi gizi di RSCM Kencana. Alasannya simpel, aku pengen tahu kondisi tubuhku secara detail. Nggak cuma angka di timbangan, tapi juga hal-hal yang lebih dalam kayak komposisi tubuh, kebutuhan gizi, sampai rencana diet yang bener-bener sesuai sama aku. Dan ternyata, prosesnya gampang banget. Serius.

Prosesnya Gampang dan Nyaman

Sampai di RSCM Kencana, aku tinggal daftar lewat mesin APM (Anjungan Pendaftaran Mandiri). Prosesnya cepat, petugasnya juga ramah banget dari awal sampai akhir. Jadi buat kamu yang suka ribet kalau urusan rumah sakit, tenang aja di sini semua alurnya jelas dan rapi.

Sebelum ketemu dokter, aku di-assessment dulu. Mulai dari cek tanda vital, tinggi badan, sampai ukur komposisi tubuh (BIA) yang lengkap banget. Hasilnya bikin aku cukup kaget. Pemeriksaan BIA (Bioelectrical Impedance Analysis) adalah metode untuk mengukur komposisi tubuh, seperti persentase lemak tubuh, massa otot, dan kadar air, dengan mengalirkan arus listrik kecil melalui tubuh. Pemeriksaan ini cepat, tidak invasif dan umum digunakan untuk pemantauan kesehatan dan kebugaran.

Angka yang Bikin Mikir

Dari hasil pemeriksaan, aku dapat beberapa fakta penting:

- BMI 24 artinya masih normal, tapi udah mepet ke kategori overweight.

- Body Fat 22,1% kalau cowok, ini udah di atas batas normal. Artinya lemakku meningkat.

- Lemak viseral 9 masih aman, karena batas risiko baru dimulai di angka 10.

- Distribusi lemak ternyata paling banyak numpuk di area trunk alias perut. Jadi walaupun keliatan langsing, tetap aja bagian perut jadi pusat penyimpanan lemak.

Pas denger itu, aku sempet ketawa sendiri. Kayak, “Oh pantes aja, celana jeans makin lama makin sempit.”

Dokternya Kayak Temen Sendiri

Bagian yang paling aku suka adalah sesi bareng dokternya. Aku ketemu dengan  Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK(K), dan sumpah… komunikatif banget. Rasanya nggak kayak konsultasi kaku, tapi lebih kayak ngobrol sama temen yang ngerti banget kondisi kita.

Beliau ngejelasin dengan bahasa sederhana, jadi aku bener-bener paham isi hasil pemeriksaan. Dari situ aku dapet banyak informasi mulai dari status gizi, kebutuhan tubuh, rekomendasi diet dan aktivitas fisik, sampai rencana jangka panjang. Aku pulang-pulang bawa ilmu baru, bukan cuma sekadar angka hasil tes.

Solusi: Bukan Diet Ketat, Tapi Gaya Hidup

Yang aku dapat bukan perintah diet ketat yang bikin stres, tapi lebih ke arah gaya hidup sehat yang realistis. Dokter menyarankan:

- Perbaiki pola makan: banyakin sayur dan protein, kurangi gorengan serta minuman manis.

- Olahraga rutin: kombinasi kardio sama latihan beban. Ini penting banget buat ngurangin lemak perut. Atau bisa juga olahraga lari.

- Tidur cukup: jangan begadang kalau nggak perlu, karena pola tidur juga ngaruh ke metabolisme.

Dan yang bikin aku makin semangat, di RSCM Kencana juga ada layanan Nutrigenomik. Jadi kita bisa tahu pola diet dan pilihan makanan yang paling tepat sesuai kebutuhan genetik tubuh. Keren banget kan?

Keamanan Buat Semua Pasien

Aku sempet mikir, “Gimana kalau orang yang punya penyakit bawaan juga pengen konsultasi gizi?” Ternyata, pasien dengan komorbid juga tetap aman karena RSCM Kencana terhubung dengan layanan cluster lain. Jadi semuanya udah terintegrasi dengan baik.

Sehat Itu Investasi

Buat aku pribadi, pengalaman ini bikin aku sadar kalau sehat itu investasi, bukan biaya. Kadang kita rela keluar duit buat makan enak, beli gadget, atau jalan-jalan, tapi pas urusan tubuh sendiri suka diabaikan.

Padahal, perhatian kecil buat tubuh kayak konsultasi gizi ini justru bikin hidup lebih tenang. Aku jadi lebih ngerti tubuhku, lebih termotivasi buat olahraga, dan nggak asal makan.

Dan jujur, rasanya menyenangkan banget pulang dengan rencana makan yang jelas. Nggak ada lagi drama bingung harus makan apa biar sehat.

Mulai Perhatikan Tubuhmu

Kalau kamu juga sering merasa badan gampang capek, perut makin maju, atau bingung harus mulai dari mana buat hidup sehat, coba deh pertimbangkan konsultasi gizi. Nggak usah takut ribet, karena di RSCM Kencana semuanya jelas dan gampang.

Buat aku, pengalaman ini jadi titik balik kecil dalam perjalanan hidup sehat. Kadang, perhatian kecil buat tubuh justru bikin kita lebih bahagia. Badan sehat, hati tenang.

Karena pada akhirnya, makan enak boleh… tapi jangan lupa tubuh juga butuh perhatian.

Tanggal 29-30 Agustus lalu, aku ikut dalam perjalanan EBS Day Out 2025 dengan tema Eco Adventure: Exploring Together. Dari awal, aku sudah merasa perjalanan ini bukan sekadar “jalan-jalan”. Ada nuansa berbeda, karena yang kami datangi adalah ruang hidup petani, tempat perjuangan mereka ditanam dan dipanen.

Begitu sampai di kantor SPP (Serikat Petani Pasundan), suasananya hangat. Bukan hanya karena sambutan kopi panas dan kawan-kawannya, tapi juga karena obrolan penuh makna. Di sana aku bertemu Kang Agustiana, yang dengan semangat menjelaskan soal Ekonomi Restoratif. Konsep ini sederhana tapi dalam. Bagaimana masyarakat bisa memulihkan ekonomi dari bawah, dengan kekuatan mereka sendiri.

Bayangin, SPP nggak cuma mengurus lahan atau hasil panen, tapi juga bikin sekolah swadaya dari PAUD, TK, SD, sampai SMK. Bahkan salah satu mata pelajarannya adalah mengenali potensi desa. Jadi sejak kecil, anak-anak sudah diajak paham bahwa tanah tempat mereka tinggal menyimpan masa depan. Salah satu contoh nyatanya Kopi Cikuray, kopi khas Garut yang sudah jadi kebanggaan.

Gotong Royong yang Nyata

Lanjut ngobrol dengan Kang Yudi, Ketua Dewan Suro, aku dibuat kagum. Katanya, masyarakat di sini sudah terbiasa membangun sendiri yakni mulai dari saluran air dari gunung, jalan desa, sampai rumah layak huni. Semua swadaya, nggak nunggu bantuan dari luar.

Tahun 2023, mereka bahkan menggagas sekolah gratis. Di Ciamis, sekolah itu masih berjalan, dari PAUD sampai SMK. Bayangin, di era serba komersial ini, ada organisasi yang rela bikin pendidikan dengan swadaya demi generasi berikutnya. Itu bukan main-main, itu mimpi yang diwujudkan.

Sementara itu, Teh Yani, Wakil Ketua Dewan Suro, bercerita tentang sejarah SPP yang sejak 1984 sudah dirintis, lalu resmi berdiri tahun 2000. Sampai sekarang sudah ada 13 sekolah berdiri, dan mereka bahkan lagi punya rencana bikin universitas! Nggak kebayang betapa besar dampaknya kalau universitas itu jadi nyata.

Selain pendidikan, produk unggulan masyarakat sini juga beragam dari Akar Wangi sampai tembakau. Bahkan sekarang SPP lagi bangun Rumah Jamur untuk pemberdayaan ekonomi. Dengan modal Rp30 juta, bisa balik modal di bulan pertama, hasil panennya bisa sampai Rp1 juta tiap kali. Itu artinya ada peluang nyata untuk masyarakat bangkit.

Menyapa Kehangatan Desa

Hari mulai sore ketika kami sampai di sebuah pondok pesantren, Al-Bayan. Dari anak-anak sampai orang tua, semua menyambut dengan senyum hangat. Didepan kami disuguhi dengan hasil kebun, jadi rasanya bener-bener “makan dari bumi sendiri”. Setelah itu, diskusi ngalir sebelum akhirnya aku dan teman-teman dibagi ke rumah orang tua angkat masing-masing.

Aku dan tiga temanku kebagian di rumah Pak Hayat, seorang petani Akar Wangi sekaligus pemilik penyulingan. Beliau sudah 26 tahun bergelut di bidang ini. Yang bikin aku kaget, harga satu tungku penyulingan aja mencapai Rp700 juta, dan beliau punya tiga. Itu bukti keseriusan sekaligus besarnya nilai ekonomi Akar Wangi.

Akar Wangi: Dari Tanah ke Botol Parfum

Proses pengolahan Akar Wangi ternyata panjang dan penuh detail. Akar dibersihkan, dikeringkan, lalu dimasukkan ke mesin penyulingan. Satu mesin bisa menampung 1,5 ton, dan butuh 16 jam untuk menghasilkan 7-10 kg minyak. Kalau musim hujan, hasilnya bisa merosot jadi 3 kg.

Harga minyak Akar Wangi ini luar biasa lho bisa tembus Rp5 juta per kilo di harga bagus, tapi bisa juga jatuh sampai Rp1,5 juta. Dari lahan 1.400 meter, bisa panen 1,5 ton. Siklusnya juga fleksibel, 12 bulan kalau musim hujan, atau cuma 8 bulan kalau kemarau panjang.

Bayangin, dari bawah tanah di kaki Gunung Cikuray, akar ini akhirnya bisa jadi bahan dasar parfum mewah di belahan dunia lain. Tapi di balik aroma elegan itu, ada keringat petani yang berhari-hari merawat tanaman. Ada cerita tentang cuaca, tentang mesin, tentang harga yang naik-turun. Buatku, ini adalah “aroma perjuangan”.

Kreativitas Tanpa Batas

Selain minyak, Akar Wangi juga bisa jadi kerajinan tangan. Pak Deni, seorang pengrajin, membuat souvenir unik berbentuk domba, dinosaurus, sampai gajah. Harganya mulai Rp65 ribu sampai Rp250 ribu. Dari situ aku sadar, petani dan pengrajin di sini nggak cuma bertahan hidup, tapi juga berkreasi.

Ada juga cerita inspiratif dari Pak Deni, Kepala Desa Sarimukti. Dulu beliau sekolah di SPP, sekarang jadi kades. Alumni SPP terbukti punya nilai lebih, bukan hanya pintar, tapi juga punya jiwa sosial dan kepemimpinan.

Regenerasi Perjuangan

Generasi muda juga nggak tinggal diam. Aku ketemu Iqbal, anggota Forum Pemuda Pelajar Mahasiswa Garut (FPPMG). Dia anak dari pejuang SPP, dan sekarang kuliah di ITG. Katanya, dia punya tanggung jawab moral untuk terus berkontribusi. Aku melihat di matanya ada semangat yang sama dengan para pendahulu.

Cerita lain datang dari pasangan suami istri, Pak Ibung dan Ibu Susi. Dulu mereka kerja di perkebunan teh PTPN. Tapi akhirnya memutuskan gabung ke SPP, dan kini mereka merasa hidupnya lebih bermakna. Mereka bahkan bisa menabung sejak ikut bergabung.

Aroma Perjuangan yang Menyentuh

Dari perjalanan ini aku belajar, bahwa “ekonomi rakyat” bukan teori yang hanya dibahas di ruang seminar. Di Garut, ekonomi rakyat itu nyata. Ada di sekolah, di rumah jamur, di tungku penyulingan Akar Wangi, di tangan pengrajin souvenir, dan di semangat anak muda desa.

Aku pulang dengan satu pemikiran yakni kita sering kali menikmati hasil tanpa tahu proses. Kita pakai parfum, minum kopi, makan jamur, tapi jarang yang sadar bahwa ada tangan-tangan penuh kerja keras di baliknya.

SPP dan masyarakat di Cilawu sudah menunjukkan bahwa perubahan itu bisa dimulai dari bawah. Dari desa, dari kebun, dari ruang kelas sederhana. Dari tangan-tangan yang nggak menyerah meski tantangan terus datang.

EBS Day Out 2025 bukan sekadar perjalanan wisata, tapi perjalanan batin. Aku jadi lebih paham bahwa aroma harum Akar Wangi ternyata menyimpan cerita perjuangan panjang. Dan aku percaya, kalau semangat seperti ini terus tumbuh, Indonesia punya harapan emas yang nggak bisa ditukar dengan apapun.

Anehnya, dari kecil kita sering banget dibilang “tenang aja, semuanya bakal baik-baik aja.” Padahal kenyataannya, hidup nggak sesimpel itu kan ya. Tenang itu bukan cuma soal bersikap kalem di tengah masalah. Tapi soal punya pegangan saat keadaan nggak sesuai harapan.

Gue mulai sadar, ternyata banyak dari kita yang pengen hidup tenang… tapi lupa nyiapin jalannya. Kita sibuk mengejar mimpi, sibuk bangun karir, sibuk traveling buat cari makna, tapi lupa nanya ke diri sendiri: kalau besok ada hal di luar rencana, apa gue siap?

Bukan berarti hidup harus penuh rasa takut, ya. Tapi justru karena hidup penuh kejutan, kita butuh yang namanya perlindungan. Sesimpel itu.

Mini Series yang Bikin Mikir Panjang

Beberapa hari lalu, gue hadir di acara Gathering yang diadakan oleh PT Sompo Insurance Indonesia. Nah pada saat acara, semua yang hadir diajak nonton mini series dari Sompo Insurance yang judulnya “Tenang Ada Sompo”. Totalnya cuma tiga episode, dan setiap episode durasinya singkat sekitar 2 menitan. Tapi meskipun singkat, isinya ngena banget.

Serius, bukan karena sinematografinya. Tapi karena ceritanya relate dan deket sama realita kita. Cerita tentang tiga sahabat yang lagi jalanin hidup dan ngalamin berbagai dilema antara ambisi, keluarga, sampai keputusan-keputusan sulit yang datang tiba-tiba. Persis kayak hidup kita sekarang yang serba-serba cepat dan penuh tekanan.

“Tenang Ada Sompo” itu, gue mulai ngerasa… Ternyata hidup tenang itu bukan cuma soal punya tabungan atau asuransi. Tapi soal mindset. Soal kesadaran untuk bertanggung jawab atas diri sendiri. Karena nggak ada yang bisa jamin hidup bakal mulus terus, tapi kita bisa belajar nyiapin payung sebelum hujan turun.

Yang menarik, dari obrolan sama beberapa peserta gathering kemarin, banyak juga yang bilang hal serupa. Ternyata emang makin kesini, makin banyak orang yang mulai sadar pentingnya proteksi. Bukan karena paranoid, tapi karena pengen tetap berdiri kuat saat yang lain panik.

Kadang kita suka overthinking mikirin masa depan, tapi lupa bahwa salah satu cara ngurangin overthinking adalah dengan punya perisai. Dan itu bisa dimulai dari hal sesimpel ngulik produk proteksi yang sesuai kebutuhan kita. Apalagi sekarang banyak banget pilihan yang fleksibel dan bisa disesuaikan sama gaya hidup anak muda.

Gue pribadi sih jadi makin pengen ngajak temen-temen gue buat mulai mikir ke arah sana. Karena percaya deh, rasa tenang yang sesungguhnya itu bukan datang dari luar, tapi dari keputusan kita sendiri. Termasuk keputusan buat jaga diri, jaga orang-orang tersayang, dan jaga aset yang udah susah payah kita bangun.

Boleh aja sih hidup cuma sekali jadi nikmati saja, tapi jangan sampai lupa bahwa kita juga butuh yang namanya “safety net.” Dan Sompo bisa jadi salah satu partner buat bantu kita nyiapin itu dengan cara yang lebih dekat, ringan, dan kekinian.

So, yuk mulai dari sekarang. Cari tahu lebih banyak, tonton mini series-nya, dan jangan ragu buat ngobrol atau konsultasi. Karena punya rasa tenang itu bukan buat hari ini aja, tapi buat masa depan juga.

Dan lewat cerita itu, Sompo ngajak kita mikir: apakah kita udah punya “ketenangan” yang sesungguhnya? Bukan cuma tenang karena lagi nggak ada masalah, tapi tenang karena tahu kalau ada masalah pun, kita sudah siap.

Tenang Itu Bukan Perasaan, Tapi Strategi

Gue suka banget pernyataan dari Ruthania Martinelly, Head of Brand & Corporate Communications Sompo Insurance. Beliau bilang: “Ketenangan itu bisa diraih dan disiapkan.”

Kalimat sesimpel itu, tapi powerful banget. Karena selama ini, banyak dari kita nganggep ketenangan tuh kayak keberuntungan. Dapet kalau nasibnya baik. Padahal enggak. Tenang itu hasil dari keputusan yang bijak dan sadar. Termasuk soal proteksi diri, finansial, dan aset yang kita punya.

Mini series itu bikin gue mikir: kita sering ngasih effort buat hal-hal besar seperti belajar, kerja keras, networking, branding diri. Tapi soal proteksi, seringkali dilupakan. Padahal, yang namanya proteksi bukan soal takut. Tapi soal siap.

Sompo Insurance: Tua Umur, Muda Semangat

Gue juga baru tahu kalau Sompo udah 50 tahun di Indonesia. Senior banget. Tapi yang gue salut, pendekatannya tetap muda dan kekinian. Mereka sadar kalau anak muda kayak kita butuh pendekatan yang berbeda. Bukan lewat angka-angka atau brosur panjang, tapi lewat cerita yang menyentuh dan membumi.

“Tenang Ada Sompo” adalah cara Sompo ngajak kita buat melek proteksi tanpa harus sok dewasa atau digurui. Cuma dua menit per episode, tapi bisa bikin refleksi seharian.

Spesial Agustus: Promo 45% Buat Proteksi yang Lebih Tenang

Gue sih ngerasa, momen kayak gini tuh momen yang pas buat mulai mengambil keputusan penting buat hidup. Kabar baiknya, sekarang Sompo lagi ngadain promo spesial HUT RI diskon 45% untuk produk pilihan mereka. Lumayan banget buat yang mau mulai langkah awal nyiapin perlindungan, tanpa bikin dompet meringis.

Proteksi itu kadang suka dianggap nanti-nanti. Tapi percaya deh, lebih baik siap dari sekarang sebelum “nanti” itu datang dalam bentuk masalah.

Karena Tenang Itu Bisa Disiapkan

Akhirnya gue sampai pada satu kesimpulan, tenang bukan cuma tentang berani. Tapi juga tentang punya rencana. Dan nggak ada salahnya mulai nyiapin dari sekarang dan ini salah satu mini series yang mengingatkan gue kalau pentingnya asuransi saat memutuskan traveling, Sompo Mini Series - Tenang ada Sompo #1: Nanti kalau.....saat travelling gimana?

Buat lo yang pengen nonton mini series-nya, langsung aja kepoin di:

📺 YouTube: Sompo Insurance Indonesia jangan lupa like setiap mini series dan subscribe ya!

📱 Instagram: @sompoindonesia

Kalau ngomongin soal liburan ke Bali, pasti yang langsung kebayang tuh sunset cantik di Pantai Canggu, ngopi cantik di Seminyak, sampe hidden gems di Uluwatu yang bikin betah. Rasanya kalau traveling dan punya banyak waktu, pengen semua tempat dikunjungi. 

Gue termasuk tipe orang yang suka eksplor sana-sini pas liburan. Dan buat gue pribadi, sewa motor itu solusi paling ringkas dan puas buat keliling kota. Bener-bener bebas, fleksibel, dan hemat waktu tentunya. Apalagi kalau lagi solo trip atau short getaway bareng temen. Nggak perlu nunggu driver, nggak perlu ribet parkir mobil, tinggal gas aja pokoknya!

Dulu Sempet Bingung Cari Rental Skuter di Bali

Beberapa kali gue ke Bali, mostly karena kerjaan. Jadi nggak sempet banyak explore, dan akhirnya yaudah naik transportasi yang ada aja seperti ojek online, taksi, atau nebeng temen. Tapi deep inside, gue selalu mikir sih "Kalau ada waktu lebih panjang, gue pengin banget ngerasain sewa motor di Bali."

Tapi jujur ya, dulu tuh sempet bingung banget cari rental skuter di Canggu atau Seminyak yang terpercaya. Banyak pilihan, tapi malah jadi ragu gitu. Apakah motornya layak? Apakah prosesnya ribet? Harga beneran segitu atau ntar ada biaya tambahan? Apalagi yang nggak kenal siapa-siapa di Bali, pasti worry lah ya.

MyRide: Platform Rental Skuter Terpercaya di Bali

Nah, baru-baru ini gue denger soal myRide yang merupakan scooter rental Bali yang katanya udah jadi andalan banyak wisatawan, baik lokal maupun asing. Dan menurut gue, ini game changer banget sih buat lo yang mau liburan ke Bali tapi ogah ribet urusan transportasi.

myRide ini hadir buat lo yang pengin sewa skuter murah di Bali tapi tetap dapet layanan profesional. Udah bisa booking online, pilih lokasi ambil motor (misal di Canggu, Seminyak, atau Kuta), dan langsung gas keliling tanpa drama.

Bahkan lo bisa juga sewa skuter bulanan, cocok banget buat lo yang stay di Bali agak lama atau lagi WFA (Work From Anywhere). Praktis dan hemat!

Kenapa Harus Coba Sewa Skuter Lewat myRide?

Gue belum sempet cobain langsung karena terakhir ke Bali cuma bentar dan full kerjaan. Tapi dari pengalaman temen-temen yang rental skuter di canggu pake myRide, mereka bilang:

Booking-nya simpel banget. Nggak ribet harus WA sana-sini. Cukup buka website scooter rental bali, pilih jenis skuter, tanggal, lokasi, dan selesai.

Harga transparan. Nggak ada yang disembunyiin. Biaya udah termasuk helm dan asuransi dasar.

Customer service responsif. Ada masalah? Timnya sigap bantu. Jadi nggak was-was kalau ada kendala di jalan.

Motornya terawat. Bukan skuter tua yang udah ngos-ngosan. Ini penting banget sih, apalagi buat yang baru pertama kali naik motor di Bali.

Dan yang paling gue suka, mereka udah punya banyak lokasi layanan. Lo bisa pilih rental skuter di Nusa Penida, rental skuter di Seminyak, Kuta, bahkan Canggu pun ada. Tinggal pilih aja yang paling deket sama tempat lo nginep.

Canggu dan Skuter: Duo yang Nggak Terpisahkan

Kalau lo pernah main ke Canggu, pasti tau vibes-nya beda. Di sana tuh jalanan kecil tapi rame, banyak spot hidden cafe, toko lokal, dan pantai kece. Jalan kaki jelas bukan opsi ideal, dan mobil malah bikin stres karena macetnya bisa unpredictable.

Makanya, rental skuter di Canggu jadi pilihan yang masuk akal banget. Lo bisa mampir ke banyak tempat dalam sehari, tanpa harus nunggu driver atau stuck di jalan. Dan yang paling penting hemat waktu dan tenaga.

Gue udah list beberapa tempat di Canggu yang pengin banget gue kunjungi pas trip selanjutnya:

• Pantai Canggu
• Pantai Batu Bolong
• Love Anchor Canggu 
• Uma Desa Canggu 
• Pura Luhur Uluwatu, dan masih banyak lagi tentunya.

Dan semuanya bakal lebih seru kalau punya skuter sendiri!

Tips Buat Lo yang Mau Sewa Skuter di Bali

Buat lo yang baru pertama kali mau sewa skuter di Bali, ini beberapa tips biar pengalaman lo makin nyaman:

• Punya SIM

Ini basic tapi penting. Jangan ambil risiko berkendara tanpa izin resmi.

• Cek kondisi motor saat terima

Ambil foto kondisi motor, dari bodi sampai spion. Ini buat jaga-jaga kalau ada komplain di akhir.

• Gunakan helm dan taati rambu

Selain demi keselamatan, ini juga biar lo nggak kena tilang. Bali sekarang cukup ketat lho sama aturan lalu lintas.

• Sewa dari platform terpercaya

Kayak myRide ini, karena lo tahu siapa yang harus dihubungi kalau ada kendala.

• Bawa power bank dan Google Maps!

Karena lo bakal banyak explore tempat baru, dan baterai HP pasti boros banget.

Next Trip ke Bali, Gue Mau Coba MyRide!

Jujur, tiap kali scroll Instagram terus liat orang riding di Bali pake skuter, rasanya pengin banget ikut gas juga. Dan karena udah nemu platform rental skuter yang terpercaya, next trip gue udah pasti mau cobain sewa via myRide.

Kapan lagi bisa keliling Bali dengan lebih santai, hemat, dan anti drama? Nggak perlu takut kena scam, nggak perlu mikir ribet. Semua udah disiapin sama tim myRide, tinggal nikmatin liburan lo.

Kalau lo juga punya rencana trip ke Bali dalam waktu dekat, cobain deh booking lewat scooter rental bali biar experience lo makin lengkap dan bebas explore spot-spot hits tanpa repot.

Liburan Bali = Skuter Time

Liburan ke Bali itu harusnya bikin relax dong ya, bukan tambah pusing karena transportasi. Dan buat lo yang pengin fleksibel, irit, dan punya momen-momen seru di jalanan Bali, skuter adalah jawabannya.

Apalagi sekarang ada myRide, platform rental skuter di Bali yang bisa diandalkan. Mulai dari rental skuter di Nusa Penida, Kuta, Seminyak, sampai rental skuter di Canggu, semua bisa lo atur langsung dari HP.

Tunggu apalagi? Kunjungi myRide Bali sekarang juga dan siap-siap petualangan Bali lo makin seru dan bebas!

Pernah nggak sih lagi sibuk-sibuknya, tiba-tiba listrik bermasalah atau aki nggak mau nyala? Rasanya kayak semua rencana langsung kacau. Buat gue, hal kayak gini adalah tipe masalah yang harus diantisipasi, bukan cuma dihadapi pas kejadian.

Sampai akhirnya gue kenalan sama Samoto yang merupakan brand lokal yang nyediain stabilizer terbaik, aki motor, dan aki mobil berkualitas. Awalnya gue cuma mau coba, tapi setelah pakai, gue ngerti kenapa banyak orang jadi pelanggan setianya.

Digital Stabilizer: Hemat Ruang & Penuh Fitur

Gue mulai dari produk digital stabilizer Samoto. Kesan pertama? Kompak banget. Hemat ruang, nggak bikin sudut rumah penuh barang, dan setiap pembelian udah ada bracket untuk dipasang di dinding. Instalasi jadi rapi dan profesional.

Fitur-fiturnya nggak nanggung-nanggung:

1. AVR Power sebagai pengganti ohm saklar, menjaga arus listrik tetap aman.

2. LCD Display yang bikin informasi gampang dibaca.

3. Automatic Fan biar perangkat tetap dingin walau kerja nonstop.

Gue lihat produk mereka emang bagus dan fitur-fitur ini kepake banget. Buat lo yang kerja di rumah atau punya perangkat elektronik sensitif, stabilizer terbaik ini bisa jadi tameng dari listrik nggak stabil.

Aki Mobil: Tenang Berangkat Tanpa Drama

Dulu gue udah beberapa kali ngalamin mobil nggak mau nyala gara-gara aki drop. Sejak ganti ke aki mobil dari Samoto, masalah itu kayaknya udah lewat. Performanya stabil, tahan lama, dan cocok dipakai harian atau perjalanan jauh. Waktu gue road trip keluar kota buat bikin konten, mobil tetap nyala mulus meski dipakai terus.

Aki Motor: Bebas Perawatan, Langsung Gas

Buat motor, gue pilih tipe aki motor battery kering SLA. Keunggulannya? Bebas perawatan. Lo nggak perlu isi air aki, cukup pasang dan langsung jalan. Buat orang yang mobilitasnya tinggi kayak gue, ini penting banget. Gue bisa fokus ke kerjaan dan perjalanan tanpa mikirin aki.

Manfaat yang Langsung Terasa

Produk Samoto, baik digital stabilizer maupun aki-akinya, punya manfaat nyata lho:

1. Hemat ruang karena memiliki desain compact nggak bikin ruangan sesak.

2. Kuat menahan beban karena dibuat awet dan tangguh.

3. Instalasi rapi karena adanya bracket bikin pemasangan bersih.

4. Fitur lengkap diantaranya AVR Power, LCD Display, automatic fan, semuanya bikin nyaman.

Kenapa Samoto Layak Dipilih

Ada beberapa keunggulan Samoto yang bikin gue yakin buat rekomendasiin ke orang lain:

1. Harga kompetitif dengan kualitas premium.

2. Layanan pelanggan responsif, baik lewat WhatsApp maupun media sosial.

3. Desain lokal berkualitas yang nggak kalah sama brand luar.

Kalau lo lagi nyari stabilizer terbaik atau battery kering SLA buat kendaraan, Samoto jelas jadi pilihan yang aman.

Yuk Cek & Beli Langsung

Nah kalau mau lihat-lihat atau beli produk Samoto, langsung aja ke situs resminya: samoto.co.id. Di sana ada semua produk, mulai dari digital stabilizer sampai aki motor dan mobil. Dan kalau mau lebih praktis, lo bisa beli di Tokopedia atau chat lewat WhatsApp mereka. Proses cepat, barang sampai dengan aman.

Stabil di Jalan, Tenang di Rumah

Gue udah ngerasain sendiri gimana rasanya hidup tanpa drama listrik nggak stabil atau aki drop di waktu penting. Samoto bikin semua jadi lebih tenang, baik di jalan maupun di rumah.

Sekarang sih, gue udah nggak mau balik ke masa-masa repot gara-gara aki atau listrik. Lo gimana? Siap juga buat hidup lebih nyaman bareng Samoto?

Pernah gak sih lo ngerasa iri sama orang-orang yang kelihatan effortless banget pas traveling? Mereka kayak tinggal nongkrong lucu di lounge bandara, koper udah aman, boarding tinggal duduk manis, dan semuanya kelihatan smooth as hell. Sementara lo lagi lari-lari ngejar waktu, ngantri check-in, sambil mikir, Kok gue kayaknya salah jalan hidup, ya?

Tenang, gaes! Sekarang makin seneng pake Ultra Voucher karena ada fitur barunya yang super ngebantu banget buat yang suka traveling namanya UltraPass. Ini tuh solusi biar pengalaman di bandara jadi jauh lebih nyaman, praktis, dan bebas ribet. Gue excited banget pas tau ada fitur ini, bener-bener nambah value dari aplikasi yang udah sering gue pake!

Awal Mula: Pertanyaan Klasik Sejuta Umat

Waktu gue lagi nongkrong santai di kafe, salah satu temen gue nyeletuk, “Bow, lo kan sering banget traveling, kok keliatannya gak pernah ribet sih? Gak pernah cerita ketinggalan pesawat atau drama bandara?”

Gue cuma senyum sambil nyeruput kopi dan buka aplikasi Ultra Voucher di HP. “Gue punya rahasia,” jawab gue sambil nunjukin layar. “Namanya UltraPass.”

UltraPass: Senjata Rahasia Biar Lo Gak Stress di Bandara

Jadi gini, buat lo yang belum tahu, UltraPass itu fitur terbaru dari aplikasi Ultra Voucher, dan dia punya dua layanan utama:

1. UltraPass - Lounge, buat lo yang pengen nunggu pesawat di tempat yang nyaman, ada AC, makanan, minuman, dan bisa rebahan tanpa harus rebutan colokan sama orang lain.

2. UltraPass - Joumpa Assistance, ini lebih level up. Lo bakal dapet layanan eksklusif dari awal check-in, bantuin bagasi, masuk lounge, sampai dianterin langsung ke gate pesawat. Udah kayak VIP deh pokoknya.

Gak cuma itu, harga voucher-nya juga lebih murah dibanding beli langsung di tempat. Makanya pas gue bandingin, jelas banget bedanya. Kayak, ngapain juga bayar lebih mahal kalo ada cara yang lebih hemat dan gampang?

Kenapa UltraPass itu Game Changer?

Lo tau sendiri lah, bandara tuh kadang bisa jadi tempat yang super stressful. Apalagi kalo lo lagi buru-buru, banyak bawaan, dan belum makan. Gue pernah banget ngalamin pagi-pagi buta harus ke bandara, belum sarapan, ngantri panjang, terus nunggu boarding di kursi keras yang bikin pinggang pegel. Belum lagi drama charger-an rebutan dan koneksi Wi-Fi yang ngambek.

Makanya UltraPass Lounge, bisa banget jadi pilihan. Lo bisa duduk manis, ngopi, ngemil camilan, kerja santai sambil nunggu boarding. Bisa juga rebahan sebentar kalau capek. Rasanya kayak lo di VIP area, padahal bayarnya jauh lebih murah karena beli dari Ultra Voucher.

Nah, kalau lo mau pengalaman yang lebih niat lagi, ada tuh UltraPass Joumpa Assistance. Ini buat lo yang pengen banget traveling bebas drama. Lo tinggal datang ke bandara, nanti udah ada tim Joumpa yang jemput lo, bantu check-in, urusin bagasi, masuk lounge, sampai nganterin ke gate. Gak perlu mikir banyak, tinggal bawa diri dan gaya doang.

Cara Pakainya? Gampang Banget!

Lo tinggal buka aplikasi Ultra Voucher, terus pilih UltraPass yang lo butuhin. Bisa langsung redeem vouchernya atau masukin kode voucher kalo lo udah punya. Praktis banget, tinggal klik-klik doang.

Dan sekarang ada kabar lebih keren lagi: beli saldo Ultra Value bisa dicicil. Jadi gak ada alasan lagi buat bilang, “Aduh belum gajian nih.” Lo bisa mulai dari nominal kecil dulu, tinggal cicil, dan saldo itu bisa lo pakai buat beli berbagai voucher termasuk UltraPass.

Nih, Buat Lo yang Mau Tambah Hemat…

Kalau lo baru pertama kali daftar di aplikasi Ultra Voucher, jangan lupa pake kode referral gue: CLEDJO. Lo bakal dapet bonus saldo yang bisa lo pakai buat beli voucher di aplikasi. Hematnya tuh berasa banget. 

Jadi, Worth It Gak?

Kalau lo tipe orang yang sering traveling, kerja mobile, atau cuma sekadar pengen ngerasain experience baru yang lebih nyaman dan smart, UltraPass itu jawaban yang lo cari. Gak harus jadi sultan buat dapet pengalaman traveling yang bebas drama dan super nyaman. Semua bisa dimulai dari aplikasi Ultra Voucher.

Yuk Coba Sendiri!

Buat lo yang masih ragu, coba deh download aplikasi Ultra Voucher sekarang, masukin kode referral gue: CLEDJO, dan cobain sendiri UltraPass-nya. Rasain bedanya nunggu pesawat di lounge nyaman vs di kursi bandara yang keras. Rasain juga bedanya dilayanin dari check-in sampai gate vs harus jungkir balik sendiri.

Kadang, kenyamanan kecil bisa ngubah cara lo menikmati hidup. Dan itu semua bisa lo mulai dari satu aplikasi.

Happy traveling!!