Cut The Tosh : Sebuah Ajakan Untuk Mengubah Narasi Jadi Aksi

By Bowo Susilo - 03:52


Sekarang ini yang dibutuhkan bukan hanya narasi saja tetapi juga harus ada aksinya. Yups, memang harus seperti itu agar suatu harapan dan cita-cita bisa tercapai. Sayang banget jika sudah membuat narasi yang begitu cemerlang tetapi tidak dibarengi dengan aksi yang cemerlang juga. Memang untuk mewujudkan itu membutuhkan proses, dan kalau tidak dimulai sekarang juga lalu mau kapan lagi kan.

Semakin kesini teman-teman sadar nggak sih kalau kalau pencemaran lingkungan terjadi dimana-mana, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Dari tahun ke tahun pencemaran lingkungan rasanya masih terus menjadi persoalan yang harus benar-benar di perhatikan nih. Semakin bertambahnya populasi di bumi dan banyaknya kegiatan manusia maka bisa menyebabkan pencemaran lingkungan terus memburuk.

Makanya ini harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun juga pihak swasta dan seluruh pihak terkait tanpa terkecuali. Kalau semuanya cuek dan nggak aware dengan permasalahan ini, maka masa depan anak cucu kita pastinya sedang terancam nih dan tidak sedang baik-baik saja.

Menyikapi hal tersebut, tanggal 18 Mei 2022 Multi Bintang Indonesia yang merupakan bagian dari The HEINEKEN Company telah meluncurkan gerakan terbarunya dalam praktik keberlanjutan yang bertajuk Cut the Tosh. Gerakan ini bukan hanya sekadar kampanye saja, namun lebih dari sekadar kampanye. Cut the Tosh merupakan sebuah pernyataan yang mengingatkan bahwa wacana dan perkataan tidak memiliki makna apa-apa, tanpa adanya aksi nyata.


Dalam kesempatan ini turut hadir Ika Noviera selaku Direktur Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa “Cut the Tosh mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah narasi jadi aksi. Harapan kami, gerakan ini dapat mendorong upaya kolektif dari para pemangku kepentingan, untuk bersama-sama menciptakan kolaborasi yang bermakna untuk meningkatkan skala dan dampak dari praktik keberlanjutan,”.

Kita tahu bahwa Sustainability sudah menjadi istilah umum di berbagai kalangan, terutama dalam ruang lingkup bisnis, pemerintah, maupun lembaga masyarakat. Namun, tidak sedikit hambatan dalam menjalankannya, mengingat berbagai tantangan yang ada, mulai dari sumber daya, keahlian, hingga jaringan.


Bersama-sama menciptakan kolaborasi yang bermakna

Sudah saatnya kolaborasi harus dijalankan oleh berbagai pihak terkait untuk melakukan aksi nyata agar dampaknya pun semakin luas. Ketika mau menjaga lingkungan agar tetap lestari, tentu nggak bisa jika hanya dilakukan segelintir orang saja, manfaatnya akan susah terlihat dan dirasakan. Tetapi jika aksi tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan banyak orang dan pihak terkait maka akan semakin mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

Nah gerakan yang digagas oleh Multi Bintang Indonesia ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Hal ini pun tertuang dalam Sustainability Report 2021, yang telah dirilis dengan mengusung tema “Embracing Differences, Brewing Togetherness”. Tema dari laporan tersebut menjelaskan bagaimana perusahaan dan lembaga dari berbagai sektor berbeda dapat menciptakan kolaborasi yang bermakna dan menghasilkan manfaat bagi banyak orang dengan mengesampingkan kepentingan dan ambisi masing-masing dan memandang perbedaan sebagai perspektif baru yang saling memperkaya.


Sebagai informasi bahwa, inisiatif dari Multi Bintang Indonesia seputar lingkungan terlihat dari berbagai inisiatif untuk mencapai “Path to Net Zero Impact”. Hingga saat ini, 28% dari total konsumsi energi di fasilitas produksi Multi Bintang Indonesia berasal dari sumber energi terbarukan, termasuk pemanfaatan biomassa. Di tahun 2025 mendatang, Multi Bintang Indonesia berambisi untuk mencapai 100% penggunaan energi terbarukan dengan menerapkan tenaga surya.


Setiap orang memiliki peran penting dalam pelestarian alam dan menjaga lingkungan

Keterlibatan masayarakat sangatlah penting dalam pelestarian alam dan juga keberlanjutan lingkungan. Salut bange tapa yang dilakukan oleh Multi Bintang Indonesia yang mendorong perusahaan untuk memberdayakan komunitas lokal melalui program pembinaan bank sampah, dan saat ini sudah terbentuk lebih dari 300 unit yang tersebar di Tangerang dan Mojokerto, berjalan secara mandiri dan memberikan manfaat kepada sekitar 28.000 orang.

Ternyata nggak sampai disitu saja, Multi Bintang Indonesia juga sangat memperhatikan pengelolaan air, mengingat air merupakan 95% dari bahan dasar pembuatan bir. Program pengelolaan air ini mencakup berbagai inisiatif yang dilakukan dari hulu hingga ke hilir, mulai dari penghijauan hutan hingga pembangunan waste trap yang berfungsi sebagai penangkap sampah agar tidak mengalir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) hingga ke laut.

Multi Bintang Indonesia juga memiliki inisiatif River2River sebagai langkah edukasi kepada masyarakat akan pentingnya konservasi air dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, yang diharapkan dapat memulihkan area hingga 428 ha pada tahun 2025.

Apa saja sih kegiatan Cut the Tosh?

Beberapa rangkaian agenda dari Cut the Tosh yaitu meliputi:

  • Tipple Talk, sebuah thought-provoking forum untuk membicarakan isu seputar lingkungan, sosial, dan responsible consumption.
  • Sustainability Competition/CTT Incubators, yaitu inkubator ide-ide keren dan inovasi terkait keberlanjutan dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia.
  • CTT 3 Days Summit, di mana kami mengundang berbagai penggerak dan pendobrak yang telah berkontribusi dalam ‘meracik Indonesia yang lebih baik’ dengan cara mereka untuk belajar bersama serta berbagi best practices dalam merancang kolaborasi yang lebih berdampak.

Apa yang sudah dilakukan oleh Multi Bintang Indonesia seharusnya bisa menjadi contoh untuk pihak-pihak lain untuk bisa lebih aware dengan pelestarian alam dan juga lingkungan.

Yuk sama-sama turut berperan dalam menjaga kelestarian alam dan juga lingkungan untuk masa depan yang lebih baik!

Salam,




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar