Pak Arus dan Ibu Riati saat memberikan pencerahan tentang vaksin palsu (Foto: Bowo Susilo) |
Belakangan ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan beredarnya vaksin palsu di rumah sakit. Masyarakat tentu panik, jengkel, karena khawatir dengan adanya vaksin palsu dapat membahayakan kondisi kesehatan anak-anaknya.
Bagi seorang ibu tentu harus cerdik dan waspada apabila akan memberikan vaksin kepada anak-anaknya ketika sedang sakit. Karena apabila ceroboh dalam memilih vaksin, maka akan berakibat vatal terhadap kesehatan anaknya. Loh bukannya ada sebuah badan yang mengawasi tentang obat-obatan yah, kok masih bisa kecolongan ya? Gimana ceritanya?
Saya sebagai mahasiswa, walau bukan jurusan kedokteran sih hehe, sempat mengikuti perkembangan vaksin palsu yang sempat beredar belakangan ini. Bahkan teman-teman asrama saya sempat mendiskusikan tentang vaksin palsu ini, karena banyak yang bertanya-tanta tentang vaksin palsu ini. Karena belum tau kebenarannya, tentu kita semua bingung dengan beredarnya vaksin palsu ini.
Nah kebetulan minggu lalu, 1 Juli 2016 saya mendapatkan undangan dari Komunitas BloggerCrony untuk menghadiri talkshow seputar vaksin palsu yang sedang hangat belakangan ini. Acara talkshow ini diselenggarakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Acara talkshow ini menghadirkan narasumber Drs. Arustiyono, Apt, MPH (Directorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT) dan Riati Anggriani SH, MARS, M.Hum (Kepala Biro Hukum dan Humas BPOM).
Sebelum kita bahas soal vaksin palsu, tentu kita harus tau dulu apa itu vaksin? Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup atau dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
Apa bedanya dengan Imunisasi? Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan saja.
Mbk Haya Aliya Zaki (Blogger) saat bertanya dengan para narasumber seputar vaksin palsu (Foto: Bowo Susilo) |
Sebenernya untuk mengedarkan sebuah obat-obatan termasuk vaksin sudah ada mekanismenya yang tidak bisa sembarangan. Obat yang aka diedarkan di pasaran harus memiliki izin terlebih dahulu oleh Kementerian Kesehatan RI, nah kemudian dari kementerian dilimpahkan ke BPOM untuk mengecek terlebih dahulu apakah obat-obatan tersebut layak diedarkan atau tidak. Kalau obat tersebut layak edar, maka BPOM akan memberikan izin edar. Artinya obat tersebut aman untuk dikonsumsi.
Lantas kok masih ada kejadian vaksin palsu yang beredar di masyarakat? Kalau kejadian seperti ini, itu artinya mereka yang mengedarkan vaksin ini tidak mengikuti izin oleh Kementerian Kesehatan RI dan BPOM. Banyak cara yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, jadi kita harus lebih waspada terhadap kejadian seperti ini.
Bagaimana caranya agar terhindar dari vaksin palsu?
- Belilah obat-obatan di Rumah Sakit Pemerintah yang sudah jelas memiliki izin edar.
- Beli obat-obatan di Puskesmas setempat.
- Kenali vaksin palsu dan vaksin asli, vaksin yang palsu pasti kemasannya sedikit berbeda dengan yang asli. Tidak sesempurna yang asli.
- Nomor batch dan expired date tidak jelas dan kelihatan kabur.
Pada saat talkshow kemarin, Pak Arus menegaskan bahwa vaksin yang tersedia di Puskesmas, Posyandu dan Rumah Sakit pemerintah sudah dijamin asli karena obat-obatan tersebut selalu didapatkan melalui jalur resmi. Vaksin palsu tidak diproduksi di perusahaan-perusahaan besar, vaksin palsu diproduksi di rumah-rumah biasa dan itupun susah untuk ditemukan. Ya namanya aja ilegal, pasti mereka sembunyi-sembunyi. Perlu diketahui bahwa yang memproduksi vaksin di Indonesia hanya ada satu perusahaan yaitu Perusahaan Biofarma yang sudah mempunyai standar internasional (WHO).
Semoga artikel ini dapat membantu memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Yuk selalu waspada dalam melakukan pembelian vaksin atau obat-obatan yang lainnya.
Salam Sehat,
~ Bowo Susilo ~