YAICI Gandeng Mahasiswa UMJ Untuk Kampanyekan Sadar Gizi

By Bowo Susilo - 21:01


Memiliki anak yang sehat dan tumbuh kembang dengan sempurna tentunya menjadi dambaan para orang tua. Makanya untuk mencetak generasi muda yang sehat dan pintar membutuhkan perhatian khusus. Iya dong, untuk mendapatkan hasil yang bagus memang sudah seharusnya sedini mungkin memberikan perhatian khusus terhadap tumbuh kembang sang anak.

Tapi masih banyak lho para orang tua yang cuek dan kurang pengetahuan soal gizi seimbang buat sang buah hati. Nah hal inilah yang masih menjadi tantangan masyarakat Indonesia, tingkat literasi soal gizi masih sangat kurang. Makanya nggak heran kalau angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

Kenapa sih angka stunting di Indonesia masih tinggi? Ya salah satu penyebabnya ialah kurangnya gizi yang cukup bagi pertumbuhan sang anak. Ternyata masih banyak anak-anak diluaran sana yang kurang mendapatkan gizi yang cukup. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor sih, karena memang kondisi ekonomi keluarga yang kurang mencukupi dan kurangnya literasi soal gizi untuk sang anak.

Masa pertumbuhan sang anak memang harus benar-benar diperhatikan dengan baik. Kalau kebutuhan gizinya tidak tercukupi dengan baik, ya itu tadi bisa menyebabkan stunting. Edukasi kepada masyarakat luas harus dilakukan secara terus-menerus dan jangan sampai bosan. Salahnya pergaulan dan soal lingkungan juga sangat mempengaruhi anak-anak dan juga orang tua untuk abai soal kesehatan.

YAICI bekerjasama dengan UMJ adakan workshop soal literasi gizi

Tanggal 5 September 2022 saya berkesempatan untuk mengikuti talkshow yang diselenggarakan oleh YAICI yang bekerjasama dengan Universitas Muhamadiyah Jakarta. Acara ini berlangsung di aula FEB UMJ. Bertemu dengan banyak mahasiswa UMJ, rasanya seperti nostalgia lagi pada zaman kuliah dulu nih hehe.

Nah pada acara talkshow kali ini mengangkat tema “Aku, Kamu, Kita, Generasi Muda Sadar Gizi”. Oiya pada acara kali ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa dan blogger yang datang langsung ke lokasi ya, tapi banyak juga yang ikut secara online.

Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, DR. Septa Candra, S. H., M. H

Karena Rektor berhalangan hadir, maka acara ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, DR. Septa Candra, S. H., M. H., Dalam sambutannya, beliau mengapresiasi upaya-upaya edukasi gizi, terutama yang mrlibatkan mahasiswa dan generasi muda. Ia menyadari generasi muda masih belim memiliki perhatian terhadap persoalan gizi. Banyak dari mereka yang berpikir gizi merupakan persoalan yang seharusnya diurus oleh orang tua, bukan generasi muda.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa “Setelah kegiatan Workshop ini, harus ada tindak lanjut yang lebih kongkrit, bukan hanya membicarakan secara teori saja, tapi implementasi selanjutnya. Karena gizi yang baik akan berdampak bagi pertumbuhan dan pola pikir yang baik, “Jelasnya.

Beberapa pembicara yang turut hadir diantaranya Arif Hidayat, Ketua Harian YAICI, Ns. Nyimas Heni Purwanti. M.Kep.,Sp.Kep An., Dosen UMJ, Maman Suherman, Pegiat Literasi, Mochamad Awam Prakoso, Ketua Umum Kampung Dongeng Indonesia.

Seperti yang diketahui bahwa menurunkan angka stunting dan gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah saat ini. Pasalnya, Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan hingga dibawah 14 persen pada tahun 2024. Sementara, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen.

Mari bersama-sama untuk mengedukasi masyarakat soal literasi gizi

Maman Suherman yang akrab disapa Kang Maman menyampaikan bahwa untuk mencapai Generasi Emas 2045, banyak hal yang perlu disiapkan. Pertama, terkait persoalan stunting yang masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. “Kalau literasi gizi jelek, bonus demografis akan menjadi ancaman bagi kita. Edukasi gizi yang diadakan oleh YAICI menjadi salah satu cara pendekatan kepada generasi milenial bahwa literasi gizi itu penting, karena masih banyak yang salah sangka bahwa kental manis itu susu, padahal bukan. Kental manis bukan susu,” jelas Kang Maman.

Maman Suherman, Pegiat Literasi

Bukan tanpa alasan kenapa YAICI menggandeng Mahasiswa UMJ, tidak lain dan tidak bukan ialah untuk turut serta mengkampanyekan literasi gizi. Karena generasi muda adalah kekuatan dan penyampaian ke teman-temannya lebih bisa diterima dan mudah dipahami. Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat dan keluarga.  

Yang perlu dipertegas ialah soal Kental Manis menjadi salah satu faktor penyebab Stunting, Diabetes dan Permasalahan Gizi. Sekali lagi kental manis bukan susu dan itu artinya tidak cocok untuk dikonsumsi secara berlebihan. Kental manis bukan untuk pertumbuhan anak-anak. Kental manis hanya dikonsumsi untuk topping makanan.

Semoga setelah adanya workshop kali ini, makin banyak masyarakat yang tercerahkan soal kental manis bukan susu melainkan hanya untuk topping makanan saja. Yuk cegah anak stunting di Indonesia!

Salam sehat!





  • Share:

You Might Also Like

0 komentar