Waspada Hoax Ditengah Pandemi, Saring Sebelum Sharing

By Bowo Susilo - 19:23


Ditengah pandemi seperti sekarang ini, banyak beredar hoax diluaran sana. Tentu kita semua harus waspada hoax ditengah pandemi, saring sebelum sharing agar tidak termakan hoax. Tentunya teman-teman semua suah pada tau ya apa itu hoax. Hoax merupakan berita palsu/bohong yang sengaja disebar untuk menutupi kebenarannya. Lalu kenapa sih diera yang sudah modern dan serba digital ini masih banyak yang termakan hoax?

Nah itulah yang menjadi PR kita bersama untuk tidak termakan hoax. Perlu diketahui bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia sangat rendah, itulah sebabnya masih gampang termakan dengan hoax. Saring sebelum sharing menjadi kunci utama nih untuk tidak termakan hoax. Ketika menerima berita, ya jangan langsung main sebar aja. Telusuri dulu kebenarannya, setelah yakin bahwa itu adalah berita benar, maka bolehlah untuk disebarluaskan.

Ciri-ciri berita hoax

Sebenarnya apa saja sih ciri-ciri berita hoax itu? Bagaimana agar tidak menjadi korban hoax? Berikut adalah beberapa ciri-ciri berita hoax yang perlu diperhatikan:

  • Menciptakan kecemasan
  • Sumber tidak jelas
  • Judul dan pengantarnya provokatif dan dan tidak sesuai dengan isinya
  • Manipulasi foto-foto dan keterangannya. Biasanya penyebar hoax menggunakan foto-foto lama untuk menyebar hoax.
  • Minta supaya di share atau diviralkan

Nah itu tadi beberapa ciri-ciri hoax. Tentunya ciri-ciri hoax masih banyak lagi, minimal ciri-ciri diatas kita harus paham betul agar tidak termakan hoax.

Rabu, 14 Juli 2021 saya berkesempatan mengikuti webinar dengan tema “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman”. Ini merupakan tema yang sangat penting dan menarik untuk dibahas ditengah pandemi. Apalagi saat ini Pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan vaksinasi. Nah ditengah proses vaksinasi ini, ternyata banyak loh berita-berita hoax yang beredar diluaran sana tentang vaksin. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama, jangan sampai termakan berita hoax.


Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Kominfo, memberikan pemaparannya soal hoax. Biasanya hoax yang paling sering diterima ialah dalam bentuk tulisan (62,10%), gambar (37,50%), video (0,40%). Hoax dalam bentuk tulisan menempati posisi yang paling atas. Karena memang ini yang paling mudah dipelintir untuk menutupi kebenarannya. Itulah mengapa membaca dan memahami isi berita sangatlah penting.

Nah media penyebaran hoax juga beragam ya, diantaranya bisa melalui radio, email, media cetak, televisi, aplikasi chatting (whatsapp, line, telegram), situs web, social media (facebook, twitter, instagram, path). Dan yang menempati posisi paling atas adalah penyebaran hoax melalui social media.


Perkembangan social media saat ini sangat pesat, mulai dari anak-anak hingga dewasa bahkan tua hampir semua memiliki social media. Setiap pegang HP, maka tak jarang yang membuka social media. Nah tau nggak sih, berita hoax tuh hampir setiap hari ada. Makanya kita semua harus berhati-hati lagi agar tidak termakan hoax.

Banyaknya hoax yang beredar diluaran sana, membuat masyarakat kembali semakin mempercayai jurnalisme sebagai rujukan berita valid. Tentu ini bagus, jangan sampai mempercayai berita di platform yang tidak jelas sumbernya. Pemerintah dan juga swasta serta pihak terkait lainnya terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai literasi digital. Edukasi dan pemberian wawasan kepada masyarakat terkait pemanfaatan internet dan social media sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat makin aware dengan hoax.

Selain meningkatkan lietrasi digital, klarifikasi juga penting untuk dilakukan. Klarifikasi ini bisa menggunakan berbagai media untuk memberikan penjelasan terhadap isu hoax di masyarakat. Pihak berwajib dalam hal ini POLRI juga terus melakukan penindakan terhadap pembuat dan penyebar hoax. Jadi jangan main-main deh ya, kalau terbukti bersalah maka akan mendapatkan penindakan dan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Hoax soal vaksin ditengah pandemi

Beredarnya hoax soal vaksin ditengah pandemi memang sangat cepat yang menyebabkan masyarakat ragu bahkan tidak mau untuk divaksin. Dan mirisnya lagi adalah berita hoax soal vaksin menyebarnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan berita aslinya. Nah inilah yang menjadi perhatian khusus bagi kita semua untuk sama-sama mencegah hoax.


Saat webinar, turut hadir dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid selaku Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan, yang memaparkan soal pandemi dan juga vaksin. Sejarah pandemi (Influenza) ada sejak tahun 1918 Spanish Flu A (H1N1), 1957 Asian Flu A(H2N2), 1968 Hongkong Flu A (H3N2), 2009 (pH1N1), 2020 (Covid-19). Dan pandemi Covid-19 sampai saat ini masih juga berlangsung. Bahkan ada virus varian delta yang lebih berbahya.

Varian Delta dua kali lipat lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2 varian original (Wuhan), menular dengan cepat diantara anak-anak usia sekolah, Ct value lebih rendah dan periode infeksius (viral shedding) lebih panjang. Lalu gimana nih strategi yang bisa dilakukan agar lonjakan kasus bisa terkendali? Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan deteksi, terapeutik, vaksinasi.


Vaksinasi adalah cara yang aman dan efektif untuk membangun perlindungan dari Covid-19. Persediaan vaksin terus diupayakan oleh Pemerintah agar proses vaksinasi bisa merata ke seluruh daerah di Indonesia. Jadi, sudahkah anda di vaksin?

Yuk sehat bersama!

Mencegah lebih baik daripada mengobati!   




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar