Gejala Pikun dan Cara Mengatasinya

By Bowo Susilo - 03:08

Halo teman-teman? Apa kabar nih, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan ya, Aamiin.. Teman-teman tentunya sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata “pikun” ya. Pikun biasanya sering terjadi pada orang yang sudah tua. Lalu sebenarnya pikun itu apa sih, apa gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya?

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan mengikuti webinar yang membahas soal penyakit pikun. Acara webinar kali ini dalam rangka “Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia”. Wah tentu ini pembahasan yang sangat menarik untuk kita ketahui bersama ya teman-teman. Mumpung masih muda, harus tahu sedini mungkin nih apa itu penyakit pikun hehe.

Pikun dalam istilah kedokteran disebut Demensia yang merupakan suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Pastinya teman-teman sudah sering menjumpai oarng yang pikun kan, apalagi yang masih punya kakek dan nenek. Tapi bukan berarti, orang yang sudah tua akan pikun ya. Banyak juga yang sudah tua, tapi ingatannya masih tajam.

Nah, Pikun sering dianggap sebagai hal normal yang dialami oleh lansia, sehingga seringkali penyakit tersebut tidak terdeteksi. Padahal berdasarkan data dari Alzheimer’s Disease International dan WHO, terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Dari banyaknya kasus tersebut, Alzheimer menyumbang 60-70% kasus. Wow tentu ini bukan angka yang sedikit ya teman-teman.

Dalam acara kali ini turut hadir Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS. Dalam sambutannya beliau mengatakan, “Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia). Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).

Jumlah lansia yang terus meningkat tersebut dapat menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Namun lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini, Jelasnya.

Lalu gejala pikun itu seperti apa sih? Berikut adalah beberapa gejala yang menyebabkan seseorang pikun:

1. Daya ingat sudah mulai berkurang (sering lupa)

2. Disorientasi, bingung akan waktu (hari,tanggal), tidak tahu jalan pulang

3. Menarik diri dari pergaulan

4. Perubahan perilaku dan kepribadian

5. Sulit melakukan pekerjaan yang familier seperti sulit menyelesaikan pekerjaan sehari-hari, cara mengemudi, dan mengatur keuangan

6. Kesulitan memahami visuospatial-sulit mengukur jarak, tidak dapat membedakan warna

7. Sulit fokus

8. Gangguan berkomunikasi, kesulitan berbicara

9. Salah membuat keputusan

10. Menaruh barang tidak pada tempatnya

Nah setelah mengetahui gejala pikun, bagaimana cara mengobatinya? Perlu teman-teman ketahui bahwa, cara penyembuhan ini kita harus menentukan tujuannya terlebih dahulu. Karena memang setiap orang bisa jadi berbeda-beda gejala dan cara penyembuhannya. Nah tujuan penyembuhannya adalah sebagai berikut:

1. Meringankan gejala

2. Memperlambat perkembangan penyakit

3. Membuat penderita dapat hidup semandiri mungkin

Setelah menentukan tujuan, lalu penanganannya bagaimana? Beberapa penanganan yang bisa dilakukan diantaranya:

1. Mengatasi penyebab pikun

Jika penyebabnya adalah karena tumor otak maka penyembuhannya adalah operasi dan kemoterapi. Nah jika karena kurang nutrisi maka, makan dengan gizi yang seimbang dan meresepkan suplemen.

2. Obat-obatan

Tujuannya adalah untuk memperbaiki gejala pikun dan meningkatkan fungsi otak.

3. Terapi Stimulasi Kognitif

Tujuannya adalah untuk memperbaiki fungsi kognitif dan juga efektif meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, Ber-OR atau permainan fisik, bermain kata atau angka, membaca buku cerita, menggambar, mewarnai, membuat karya seni, memasak, berkreasi, dan masih banyak lagi.

4. Perawatan Paliatif

Nah untuk yang satu ini adalah jika keadaan yang memang sudah benar-benar parah. Misalnya kanker stadium akhir dengan demensia.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Setuju ya teman-teman. Pikun apakah bisa dicegah? Jawabannya bisa. Nah berikut ini adalah cara pencegahan agar tidak pikun:

1. Mencegah kesehatan jantung

2. Bergerak, berolahraga secara produktif

3. Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)

4. Menstimulasi otak, fisik, mental, spiritual

5. Bersosialisasi dan beraktivitas positif

Yuk terapkan hidup sehat agar kita tidak mudah pikun!

Salam sehat!

 

 

 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar