Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020, Lindungi Anak Muda Indonesia dari Bahaya Rokok!

By Bowo Susilo - 01:15

dok: http://p2ptm.kemkes.go.id - www.bowosusilo.com
Hari Tanpa Tembakau Sedunia setiap tahunnya diperingati pada tanggal 31 Mei. Nah tahun 2020 ini, HTTS 2020 mengangkat tema “Lindungi Kaum Muda dari Manipulasi Industri Rokok dan Cegah Konsumsi Rokok dan Nikotin”. Tema ini sudah ditetapkan oleh WHO yang merupakan organisasi kesehatan dunia.

Tentunya teman-teman semua sudah tahu ya, bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan dan sudah jelas jika seseorang merokok itu akan sangat merugikan dirinya. Lalu pertanyaannya adalah, kenapa sih masih banyak yang merokok. Inilah yang menjadi persoalan serius di Indonesia bahkan dunia. 

Bahkan pada setiap kemasan produk tembakau sudah jelas banget ada tulisan beberapa himbauan akan bahaya merokok. Berikut adalah beberapa himbauan akan bahaya merokok yang tertulis jelas di kemasan tersebut.


“Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi, dan Gangguan Kehamilan dan Janin”

“Merokok Membunuhmu!”

“Dilarang Menjual atau Memberi Pada Anak Berusia Dibawah 18 tahun”.

Dan masih banyak lagi beberapa himbauan yang sudah jelas-jelas tertulis dan sering kali kita dengar dan lihat. Bahkan disetiap kemasan produk tembakau juga terdapat gambar seperti jantung yang keropos, dan lain sebagainya. Saya pribadi juga heran banget karena masih banyak yang tidak memperdulikan itu semua. Dan mirisnya lagi, banyak anak-anak dibawah umur yang sudah mulai merokok.

Hadir dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Lentera Anak (dok: www.bowosusilo.com)
Sabtu, 30 Mei 2020 saya berkesempatan mengikuti Webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Lentera Anak yang merupakan sebuah LSM di Indonesia. Tentunya saya berterimakasih karena mendapatkan pengetahuan lebih soal informasi seputar dunia bisnis rokok dan berbagai bahaya akibat merokok. 

Yayasan Lentera Anak bermitra dengan berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, media, komunitas dan lain sebagainya. Ya, permasalahan rokok di Indonesia sangatlah kompleks sehingga membutuhkan kolaborasi untuk dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan.

Saat Webinar, Yayasan Lentera Anak menghadirkan tiga narasumber diantaranya Kiki Soewarso selaku Communication Specialist pada Tobacco Control Support Center (TC SC – IAKMI), Hariyadi selaku Data & Analyst Officer Lentera Anak, dan Mouhamad Bigwanto selaku TIM Focal Point pada Tobacco Control Policy Support in Indonesia SEATCA (South East Asia Tobacco Control Alliance.


Tipu Muslihat Industri Rokok dalam Melabuhi Masyarakat!

Narasumber yang pertama, Kiki Soewarso menyampaikan soal Kisah Sukses Iklan Rokok di Indonesia. Ya, Indonesia menjadi salah satu pasar menggiurkan bagi industri rokok. Dan sudah dibuktikan oleh mereka, kini rokok bisa menyebar ke seluruh pelosok negeri. Strategi yang digunakan oleh industri rokok memang sangat berlian. 

Beberapa iklan yang melibatkan anak dibawah umur (dok: www.bowosusilo.com)
Pesona iklan rokok mampu membius para calon pembeli. Dari awal industri rokok menggunakan jasa promosi yang tak tanggung-tanggung baik itu media, bahkan sampai public figure. Tentu dana yang digelontorkan pun cukup besar, tetapi hasilnya pun juga besar. Keberhasilan industri rokok memikat targetnya terlihat dari meningkatnya jumlah perokok yakni pada usia 10-14 tahun sekitar 0,7%, usia 15-19 tahun sekitar 1,4% pada tahun 2013-2018.  Tentu ini salah satu hal yang harus diwaspadai bersama agar tidak tergiur juga.  

Kebanyakan anak dan remaja pada usia dibawah 18 tahun terpapar iklan rokok melalui tv. Karena memang tv merupakan media iklan yang sangat sering dijumpai oleh anak dan remaja. Sekarang ini memang sudah ada regulasi ataupun peraturan yang dikeluarkan pemerintah tetapi terkadang masih saja dilanggar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Melihat iklan rokok yang begitu tertata sedemikian ini, para anak-anak dan remaja harus cerdik dalam melihat iklan tersebut. Hal ini perlu edukasi secara terus menerus yang dilakukan oleh Lentera Anak dan juga pemerintah serta pihak lainnya dalam memberikan informasi soal rook kepada mereka. Tolak jadi target! Pemerintah seharusnya seharusnya secara tegas untuk larang iklan, promosi, sponsor, CSR rokok secara komprehensif, jelas Kiki Soewarso.

dok: Yayasan Lentera Anak
Narasumber yang kedua, Hariyadi memaparkan soal bagaimana industri rokok mengakali peraturan yang ada di Indonesia. Ya, industri rokok memang sangat gencar dalam pemasangan iklan-iklan bahkan sampai anak kecil pun menjadi targetnya. Mungkin sebagian dari teman-teman sudah pada tahu kan ya, soal audisi bulutangkis yang diadakan oleh CSR rokok. Dalam audisi tersebut, bahkan anak kecil pun menggunakan seragam yang sama seperti yang digunakan oleh para SPG rokok. Tentunya ini melanggar aturan ya, karena melibatkan anak kecil dalam kejadian ini dan sangat disayangkan.


Aturan Sudah Ada, Tetapi Berulang Kali Dilanggar!

Berikut adalah regulasi sponsorship industri rokok yang sudah ditetapkan oleh pemerintah:

PP 109 Tahun 2012 Pasal 36, yang intinya industri rokok tidak diperbolehkan memasang atau menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau dalam kegiatan CSR nya dan tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau. 

PP 109 Tahun 2012 Pasal 47, setiap penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh produk tembakau dan/atau bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau dilarang mengikutsertakan anak dibawah usia 18 tahun. Tentu aturan ini sudah jelas, tetapi terkadang masih juga dilanggar, jelas Hariyadi.

Narasumber yang ketiga, Mouhamad Bigwanto memaparkan soal iklan diera 4.0. Tak bisa dipungkiri bahwa industri iklan semakin tahun semakin berkembang pesat. Prediksi belanja iklan digital di Indonesia pada tahun 2017-2021 terus mengalami peningkatan (sumber: eMarketer, Sep 2017).

Media promosi yang bisa digunakan oleh para pengiklan tentu banyak sekali ya, diantaranya adalah video, gambar pop-up, konten medsos, endorsement, konten film, give away dan lain sebagainya. Industri rokok bisa menggunakan jasa promosi ini untuk mendapatkan target yang lebih luas.

dok: Yayasan Lentera Anak
Sekarang ini juga sedang marak informasi beredar bahwa rokok elektrik bisa menjadi keberhasilan untuk berhenti merokok. Saya pribadi pernah menjumpai teman-teman saya yang menggunakan rokok elektrik, entah apa yang ada difikirannya karena dengan bangga menggunakan rokok elektrik tersebut. Padahal rokok elektrik tetap tidak bagus ya untuk kesehatan. Edukasi soal bahaya rokok memang harus digencarkan agar anak-anak muda Indonesia tidak terjerumus.


Tahun 2016 saya juga pernah nulis peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016. Bisa dibaca pada link dibawah ini:


dok: Yayasan Lentera Anak
Saya pribadi, daripada uang habis buat merokok lebih baik ditabung buat masa depan. Tentu akan sangat berguna, udah gitu badan sehat pula. Kalau saya loh ya, setiap orang memang memiliki prinsip yang berbeda-beda hehe.

Semoga anak-anak muda Indonesia makin aware soal bahaya merokok, sehingga tercipta generasi sehat dan bebas dari asap rokok!

Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020!




  • Share:

You Might Also Like

4 komentar

  1. Usaha rokok itu dilematis karena rata-rata padat karya dan menguntungkan. Bisa ga ya tembakau itu dijadikan produk lain yang menguntungkan, seperti menjadi bahan obat-obatan. Seharusnya sudah ada penelitian di bidang tersebut sehingga tembakau mulai diolah ke produk lainnya, tidak selalu menjadi produk rokok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget kak. Bisa saja kak, tetapi terkadang regulasi yang sangat ribet uy. jika tembakau bisa dijadikan produk yang lebih menguntungkan tentu lebih baik.

      Delete
  2. Menanamkan pemahaman tentang bahaya yg diakibatkan oleh merokok harus dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua, khususnya bapak, juga perlu memberikan teladan. Jangan sampai anak dilarang merokok, tapi orang tua malah tetap merokok

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes mas, setuju banget. Tapi mirisnya, merokok sudah jadi hal yang biasa dan dianggap keren. Malah banyak juga bapaknya yang cuek aja kalau anaknya masih kecil dan merokok. huhuhu.. Semoga makin sadar deh akan bahayanya akibat merokok

      Delete